Malam gulita,
Dan taburan cahaya bintang di angkasa luas. Hanya ditemani makhluk malam yang membuat roman tubuh ini bergetar. Saat itulah Nada teringat wajah Gama dalam hidupnya. Seraut wajah yang takkan pernah sirna dalam ingatannya.
Sampai detik ini pun wajah itu masih menghantui pikirannya.
Empat bulan lamanya jalinan kasih antara Nada dan Gama terjalin. Begitu indah,
begitu segalanya. Tapi entah kini. Tak ada badai. Tak
ada topan. Tiba-tiba semuanya berantakan. Tiba-tiba semua berakhir tanpa sebab.
Dalam keluarga Gama, Nada begitu spesial. Semua menyanjungnya bahkan menyayanginya.
Tak
boleh ada satupun yang mencela dia.
Saat Nada berdua ngobrol dengan
kakak Gama ada hal yang mengusik dia. Ada hal yg ingin
diungkap. Ada hal yang ingin dia sampaikan. Hal ini membuat dia semakin rapuh. Untuk putuskan untuk bertemu kakak Gama di sebuah
taman yang ada di tengah kotanya.
“Ini Nada ?” tanyanya
“ya” jawabnya
“Aku mbak Aisyah sayang, kakaknya Gama”
ujarnya
“Oh iya mbak ada apa mbak ?” Tanya Nada
“Sudah bisakah untuk move on?” tanyanya lagi
“ku rasa sulit mbak.” Jawab Nada dengan menitihkan air mata
“Mengapa harus begitu ?” tanyanya
“Banyak alasan mbak” jawab Nada
“Coba ceritakan padaku sayang” desaknya
“Setiap malam aku masih memimpikan Gama mbak,
dan tadi malam adalah kali kelimanya aku bertemu dengan sosoknya. Dia mengajak balikan meski hanya lewat mimpi mbak, nyesek
banget mbak” jawab Nada
“Sayang, lupakan Gama, mbak mohon.” pintanya
“Kenapa mbak berkata
begitu padaku ? apa mbak Aisyah lebih memilih Fristy daripada aku yang
mendampingi Gama ?” bantah Nada
“Bukan begitu, aku gak mau melihatmu sedih
sayang, disini Ibu, mbak Aisyah, eyang, menyayangimu. Bahkan kami
menginginkanmu sayang.” Jawabnya dengan senyuman
“Iyakah ? kurasa bukan aku yang pantas
mbak. Fistrylah yang pantas menyanding Gama” jawab Nada
“Tidak ! mbak tak setuju dengannya”
bentaknya
“Mengapa harus begitu ? jelaskan, ku
mohon” mohon Nada
“Maaf sayang mbak gak bisa jelaskan semua itu. Yang
penting kamu harus yakin bahwa kamu dapatkan yang terbaik. Kamu harus mikir gini sayang kamu anak
baik pasti kamu dapatkan yang terbaik juga” jawabnya
“Aku hanya inginkan Gama mbak. Aku mohon
bantu aku” pinta Nada
“Aku tak bisa sayang. Maafkan aku” ujarnya
“Iya sudah mbak terimakasih.
Sampaikan salam sayangku untuk Ibu dan Ayah juga Eyang” jawab Nada
“Pasti sayang. Hati-hati di jalan ya”
ujarnya
“Iya mbak” jawab Nada
Air
mata Nada tak henti-hentinya menetes. Ia merasa menjadi orang yang tak
beruntung. Hal ini karena Ia tidak mendapatkan kasih sayang dari Gama.
Waktu
itu saat jam pelajaran sekolah. Tiba-tiba Hpnya bergetar pertanda ada pesan masuk.
Perlahan tangannya membuka pesan itu dan ternyata Gama yang mengirim pesan padanya. Sungguh hatinya
senang saat itu. Ia kira Gama melupakannya,
membencinya ternyata masih mengingatnya. Namun saat Ia buka ternyata hanya
sebuah hinaan dari Gama. Tuhan Ia tak sanggup
Message From Gama’s
:
Kalo aku ga penting buat kamu, lupakan aku
gak usa ganggu aku lagi
Reply Message Gama’s
:
Iya ! aku akan menjauhimu. Bahkan jika
suatu saat nanti kamu yang mencariku jangan salahkan aku telah membencimu.
Hukum Karma masih berlaku ! ingat itu !
Message From Gama’s
:
Oh ya ? aku tak takut dengan karma !
Reply Message Gama’s
:
Sungguh egois! tak punya hati dan perasaan
Message From Gama’s
:
Oh
Sekarang Nada pun mengerti
mengapa Gama menjauinya. Hanya karena
Fristy semua berubah. Dia menjauh dari segalanya. Utamanya dari Nada. Memanglah
Fristy tak secantik Nada dan tak sekaya hidup Nada. Namun Fristylah memang yang
pantas bersama Gama. Dengan kata lain, Fristy mampu membahagiakan Gama dan
mampu membuat Gama berubah dari masa lalunya. Tak seperti Nada hanya membuat
Gama semakin bosan.
Memang Ia masih mencintai Gama Ia
masih mengharapkan Gama. Namun jangan membuatnya bersedih sayang. Dia
mencintaimu
Hingga
jam pelajaran berakhir Ia masih lemas dan terbujur kaku. Diam terbungkam hanya
air mata keluar dari pelupuk mata ini.
Saat
Ia play lagu dari “Vierra_Kepergianmu” Ia hanya bisa meratapi
semua ini. Merasakan kepedihan mendalam dalam hidupnya. Hening malam ditemani
Cakrawala Malam hanya bisa membuatnya tersenyum meski air mata ini masih
berlinang.
“Nadaa ! Kamu dimana nak ?” tanya ibu Nada
“Nada di atas bu, Nada ada disini”
teriakku
“Turun sayang, jangan disitu. Angin malam
tak baik untuk ragamu !” bentaknya
“Iya bu, sebentar lagi Nada turun” jawab
Nada
Andai
waktu kan berputar kembali. Andai waktu sepeti kaset DVD bisa di putar, Ia ingin semua kan kembali
meski itu hanya sedetik.
Vierra
- Kepergianmu
Ku
iringi langkahmu sampai akhir jalan
Sungguh
berat terasa menyadari semua
Disaat
terakhirku menatap wajah itu
Terpejam
kedua mata dan terbang selamanya
Inginku
mengejar dirimu menggenggam erat tanganmu
Sungguh
ku tak rela...
Ku tau
kau tak tersenyum melihatku menangis
Maka
sekuat tenagaku ku relakan saat
Kepergianmu
Takkan
pernah ku lupakan dirimu
Takkan
sanggup ku lupakan semua..
0 komentar:
Posting Komentar